Text
Mengampuni yang Alkitabiah
Pengampunan yang Allah berikan bukan sekadar tindakan Allah untuk memuaskan hati-Nya atau pun melegakan manusia yang diampuni. Pengampunan yang diberikan Allah berangkat dari hakikat-Nya yang Mahakasih. Namun, pengampunan dari Allah ini harus direspons oleh manusia dengan masuk dalam proses pembenaran. Dengan demikian, pengampunan Allah menjadi pengampunan yang bernilai tinggi untuk mendidik manusia dalam melakukan kehendak-Nya. Pengampunan dosa yang diberikan oleh Allah disertai dengan tanggung jawab untuk mengubah diri. Setiap orang yang menerima pengampunan Allah tidak boleh menyimpan kesalahan sesama. Sebagaimana kita diampuni oleh Allah, maka kita pun mengampuni orang yang bersalah terhadap kita. Jika Bapa berani mengurbankan Putra Tunggal-Nya, apalah artinya kerugian perasaan, kerugian materi, atau kerugian lainnya yang membuat kita tidak bersedia mengampuni sesama kita. Untuk itu, kita harus memiliki hati seperti Tuhan. Seseorang yang tidak memiliki hati Tuhan yang bersedia mengampuni, tidak akan diampuni oleh Allah. Maka, pengampunan yang Allah berikan bisa dibatalkan apabila seseorang tidak memenuhi maksud dan tujuan pengampunan diberikan. Menjadi pertanyaan bagi kita pribadi: Jika kita mengaku mengampuni orang, apakah pengampunan tersebut telah diberikan dengan segenap hati? Dengan demikian berlaku prinsip "bukan seberapa besar kita telah mengampuni seseorang, tetapi sebagian kecil mana yang masih kita sisakan untuk menaruh perasaan benci?"
U00481p | 220 SAB M | My Library | Tersedia |
U00480p | 220 SAB M | My Library | Tersedia |
U00479p | 220 SAB M | My Library | Tersedia |
U00478p | 220 SAB M | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain