Banyak orang Kristen yang salah memahami pengertian pelayanan kepada Tuhan. Pada umumnya pelayanan dipahami sebagai kegiatan hanya di lingkungan gereja, yaitu keterlibatan seseorang dalam kegiatan liturgi, diakonia, pastoral dan misi. Pengertian yang salah ini memicu beberapa dampak antara lain: Pertama, seseorang tidak terpacu menjadi serupa dengan Yesus. Kedua, gagal menemukan panggilannya. Ketiga, terbangunnya strata dalam gereja. Keempat, penyalahgunaan jabatan pendeta. Sesungguhnya pelayanan kepada Tuhan adalah semua tindakan, baik yang dipikiran, diucapkan dan dilakukan, selalu sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah. Pelayanan adalah melayani perasaan Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Dengan demikian pelayanan bukan dimulai dari kegiatan dalam lingkungan gereja, Sekolah Tinggi Teologi, tidak dimulai dari kursus-kursus pelayanan, tetapi dari sikap hati dan cara berpikir serta gaya hidup atau perilaku yang selalu sesuai dengan keinginan Allah setiap hari, sehingga sungguh-sungguh dapat memuaskan atau menyenangkan hati Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Untuk lengkapnya, buku ini akan membuka mata pengertian pembaca menemukan dimensi baru dalam memandang pelayanan pekerjaan Tuhan.