Allah dalam fantasi adalah Allah yang hanya di dalam angan-angan tanpa dialami secara konkret dalam kehidupan riil. Banyak teolog, pemimpin gereja, dan jemaat Kristen yang masih hidup dalam keberagamaan kosong, yaitu memiliki Allah dalam fantasi. Mereka membangun hidup kekristenannya hanya didasarkan doktrin dan ajaran yang mereka mengerti, yakini, dan akui sebagai kebenaran, tetapi tidak mengalami perjumpaan pribadi dengan Allah. Semakin tahun, gereja mengalami kemerosotan yang sangat tajam, bahkan nyaris membuat kekristenan punah di negara-negara Barat. Allah dalam fantasi tidak membuat seorang Kristen mengalami perubahan kodrat guna mencapai maksud keselamatan diberikan. Perjumpaan dengan Allah dalam perjalanan hidup setiap hari haruslah sesuatu yang riil, yang berlangsung dalam kehidupan secara wajar dan normal di setiap waktu, dalam segala keadaan dan persoalan. Inilah kekristenan yang sejati. Melalui buku ini, pembaca dapat menerima wawasan mengenai Allah dalam fantasi.